Sayang, lihat alamku ini.. sungguh subur. Pemandangan ijo royo-royo di sana-sini. Bebagai buah bumi yang telah ia hasilkan, tanahku subur sayang, apa kau tak ingin tinggal di sini?
Sayang, lihat keluarga dan saudara-saudaraku.. Mereka sangat baik pada semua orang, mereka sangat rukun satu dengan yang lain, rasa selalu berbagi yang dicontohkan kepada kami anak2 dan cucunya. Mereka semua dari kalangan orang baik-baik dan InsyaAllah sangat menjaga wira’i.
jaga mereka
Jumat, 15 November 2013
Sabtu, 02 November 2013
Tak Takut Gelap lagi
Aku tak takut gelap lagi. Meskipun malam hari di tanggal muda si rembulan, saat listrik tak mau menyala, bahkan ketika damarku sudah padam. entah padamnya karna sumbuatau bahan bakarnya yang habis, angin yang tidak bisa diajak kompromi atau karna api yang memang sudah tidak mau menyala. yang aku tau, dia pasti akan padam.
Tapi aku tetap tenang, karna pendar cahayanya sudah sempat aku simpan sebelum padam. karna itu aku tak takut gelap lagi.. justru sekarang gelap ini melindungiku, dari kekelahan. ^_^
Tapi aku tetap tenang, karna pendar cahayanya sudah sempat aku simpan sebelum padam. karna itu aku tak takut gelap lagi.. justru sekarang gelap ini melindungiku, dari kekelahan. ^_^
Minggu, 13 Oktober 2013
'Afifussahri
Language is habits.
Allughotu hiya al ‘Adah.
Bahasa adalah kebiasaan.
Istilah dan pengertian tersebut ternyata tidak hanya berlaku untuk bahasa saja, namun untuk seluruh aspek kehidupan kita. Dari mulai bangun tidur sampai kita tidur lagi. Tak hanya itu, di tengah-tengah tidur kita pun juga berlaku istilah tersebut.
Suatu bahasa akan melekat pada lidah seseorang atau lebih hematnya seseorang akan lihai dalam suatu bahasa jika bahasa itu selalu diurip-urip setiap saat. Meskipun sedikit asal rutin.. hehehe seperti orang punya sakit magh kaya saya, harus sering ngamil meskipun sedikit, intinya rutin. Duh malah nglantur.. ^_^
Itu satu contoh dalam hal kebiasaan, yaitu bahasa. Kegiatan kita pun seperti itu. Shalat 5 waktu, jika kita tidak rutin melaksanakannya, maka hasrat atau semangat untuk melakuksanakannya pun akan berkurang. Apalagi jika dihadapkan dengan masalah awal/ tepat waktu. Duh beratnya MasyaAllah.. namun jika kita rajin dan rutin melaksanakannya meskipun awalnya sangat berat, tapi insyaAllah lama kelamaan akan terbiasa, lagi-lagi ini masalah kebiasaan.
Satu lagi, pengalaman saya tentang ‘bangun malam’ (saahirollayaali). Ini adalah sebuah kegiatan yang sangat berat, karena sudah enak-enaknya tidur, masa di tengah-tengah harus cape-cape bangun??. Apalagi judulnya untuk melaksanakan shalat malam. Hemm.. Akan tetapi jika sekali atau dua kali kita memaksa bangun malam entah dengan alarm atau minta dibangunkan, insyaAllah malam berikutnya tanpa bantuan alarm atau orang lain, kita akan bangun dengan sendirinya karena ada penjaga malam (‘afiifussahri) dari Allah. Buktikan jika tidak percaya, jika kita memang benar-benar niat untuk bangun malam, maka ‘afifussahri akan menjaga anda sampai waktunya untuk bangun dan shalat malam.
Terkadang saya menyengaja tidak melaksanakan shalat ‘isya di awal waktu dan mendahulukan tidur saya, hehe niatnya untuk memancing diri saya sendiri untuk bisa bangun malam untuk melaksanakan shalat fardlu sekaligus shalat sunnah. Karena memang sugesti bahwa fardlu itu lebih utama daripada sunnah itu sangat berpengaruh yang kadang membuat kita meremehkan sesuatu yang memang hukumnya sunnah. Selain itu juga saya yaqin bahwa di malam-malam saya ada ‘afifussahri yang dikirim Allah untuk menjaga saya setiap malam. ^_^
Allughotu hiya al ‘Adah.
Bahasa adalah kebiasaan.
Istilah dan pengertian tersebut ternyata tidak hanya berlaku untuk bahasa saja, namun untuk seluruh aspek kehidupan kita. Dari mulai bangun tidur sampai kita tidur lagi. Tak hanya itu, di tengah-tengah tidur kita pun juga berlaku istilah tersebut.
Suatu bahasa akan melekat pada lidah seseorang atau lebih hematnya seseorang akan lihai dalam suatu bahasa jika bahasa itu selalu diurip-urip setiap saat. Meskipun sedikit asal rutin.. hehehe seperti orang punya sakit magh kaya saya, harus sering ngamil meskipun sedikit, intinya rutin. Duh malah nglantur.. ^_^
Itu satu contoh dalam hal kebiasaan, yaitu bahasa. Kegiatan kita pun seperti itu. Shalat 5 waktu, jika kita tidak rutin melaksanakannya, maka hasrat atau semangat untuk melakuksanakannya pun akan berkurang. Apalagi jika dihadapkan dengan masalah awal/ tepat waktu. Duh beratnya MasyaAllah.. namun jika kita rajin dan rutin melaksanakannya meskipun awalnya sangat berat, tapi insyaAllah lama kelamaan akan terbiasa, lagi-lagi ini masalah kebiasaan.
Satu lagi, pengalaman saya tentang ‘bangun malam’ (saahirollayaali). Ini adalah sebuah kegiatan yang sangat berat, karena sudah enak-enaknya tidur, masa di tengah-tengah harus cape-cape bangun??. Apalagi judulnya untuk melaksanakan shalat malam. Hemm.. Akan tetapi jika sekali atau dua kali kita memaksa bangun malam entah dengan alarm atau minta dibangunkan, insyaAllah malam berikutnya tanpa bantuan alarm atau orang lain, kita akan bangun dengan sendirinya karena ada penjaga malam (‘afiifussahri) dari Allah. Buktikan jika tidak percaya, jika kita memang benar-benar niat untuk bangun malam, maka ‘afifussahri akan menjaga anda sampai waktunya untuk bangun dan shalat malam.
Terkadang saya menyengaja tidak melaksanakan shalat ‘isya di awal waktu dan mendahulukan tidur saya, hehe niatnya untuk memancing diri saya sendiri untuk bisa bangun malam untuk melaksanakan shalat fardlu sekaligus shalat sunnah. Karena memang sugesti bahwa fardlu itu lebih utama daripada sunnah itu sangat berpengaruh yang kadang membuat kita meremehkan sesuatu yang memang hukumnya sunnah. Selain itu juga saya yaqin bahwa di malam-malam saya ada ‘afifussahri yang dikirim Allah untuk menjaga saya setiap malam. ^_^
Sabtu, 05 Oktober 2013
Surat-Surat Pendek-pun Berpasangan
Surat-surat pendek dalam Alqur’an pada juz 30 itu ternyata ajaib, mereka saling berpasangan. ini hanya hasil analisa. Yang dimaksud berpasangan di sini adalah surat-surat yang digunakan bacaan dalam sholat untuk dua rakaat pertama. Rakaat pertama membaca surat yang lebih panjang ayatnya daripada rakaat yang kedua, betul? Kesimpulan analisa Ini berdasarkan adanya keserasian antara kalimah-kalimah yang ada pada masing-masing surat. Misalnya: sama-sama diawali dengan fi’l amr, fi’l madhi, istifham atau qosam dll. Yang namanya ‘pasangan’ itu harus serasi bukan?? Serasi bukan berarti sama.
Diantaranya sebagai berikut
1. Surat Al-Falaq - Surat An-Nas
2. Surat Al-Kaafirun - Surat Al-Ikhlash
3. Surat Al-Zalzalah - Surat Al-Nasyr
4. Surat Al-Insyiroh - Surat Al-Fiil
5. Surat Al-Qodr - Surat Al-Kautsar
6. Surat Al-Syams - Surat Al-Dhuha
7. Surat Al-Muthaffifiin - Surat Al-Humazah
8. Surat Al-Fajr - Surat Al-‘Ashr
9. Surat An-Naazi’at - Surat Al-‘Aadiyat
10. Surat Al-Thariq - Surat Al-tiin
11. Surat Al-Buruj - Surat Al-Lail
12. Surat Al-A’la - Surat Al-‘Alaq
13. Surat Al-Balad - Surat Al-Bayyinah
Sekali lagi, ini hanya analisa. Tentang kebenarannya Wallaahu A’lam.
Semoga ini bermanfaat..
Diantaranya sebagai berikut
1. Surat Al-Falaq - Surat An-Nas
2. Surat Al-Kaafirun - Surat Al-Ikhlash
3. Surat Al-Zalzalah - Surat Al-Nasyr
4. Surat Al-Insyiroh - Surat Al-Fiil
5. Surat Al-Qodr - Surat Al-Kautsar
6. Surat Al-Syams - Surat Al-Dhuha
7. Surat Al-Muthaffifiin - Surat Al-Humazah
8. Surat Al-Fajr - Surat Al-‘Ashr
9. Surat An-Naazi’at - Surat Al-‘Aadiyat
10. Surat Al-Thariq - Surat Al-tiin
11. Surat Al-Buruj - Surat Al-Lail
12. Surat Al-A’la - Surat Al-‘Alaq
13. Surat Al-Balad - Surat Al-Bayyinah
Sekali lagi, ini hanya analisa. Tentang kebenarannya Wallaahu A’lam.
Semoga ini bermanfaat..
Kamis, 29 Agustus 2013
Mereka; Guru Hidupku
Hidup itu selalu butuh guru. tanpa kita sadari, segala hal telah menjadi guru kita.. dunia, perjalanan dan hayalan, itu juga guru kita.
Aku punya banyak dunia di dunia ini. Dia, mereka, kamu dan kalian semua yang pernah hidup denganku. Aku banyak belajar di duniaku itu. Masing-masing punya pelajaran dan jenjang yang berbeda. Banyak hal yang berbeda.
Dari keluargaku, aku belajar banyak kebaikan.
Dari Yuyun Himatul Maulani (Uyunk), aku belajar ceria, energik dan professional dalam segala hal
Dari Mansata Indah Dwi utari (tary), aku belajar cerdas, keteguhan memegang prinsip dan keberanian
Dari Rizka Ayu Fadhillah (Rizkanyut), aku belajar terbuka dan berbagi serta disiplin dalam segala hal, terutama waktu
Dari Dwi Rangga Vischa Dewayanie (Vischa), aku belajar kerja keras dan ketekunan
Dari Ahmad Taufiq ma’mun (tofik), aku belajar ketenangan, kepedulian dan tanggungjawab
Dari Khoirul Mustangin (Irul), aku belajar setia kawan, selalu ada saat teman membutuhkan
Dari Inna Noor ‘Afiyah (Dk Inna) dan Heni Fitrotul Muna (Dk Heni), aku belajar menjadi seorang kakak yang baik untuk adeknya, dan tak pernah bisa ternyata. Kalian lebih gila bareng Mbak Nik. Hemmh..
Dari Zunul Hisyam (Mas hisyam) dan Syukran (Mas Syuk), aku belajar menjadi Adek yang baik, meskipun kami selalu membuat jengkel dan merepotkan mereka selama kuliah. Hehehehe trimakasih
Dari Ani Haryani (Ayu Ani), aku belajar peduli dan teratur.
Dari Yeni Fitriana (Dek Yeni), aku belajar keramahan, keteguhan hati dan Kesetiaan.
Dari Muhammad ‘Afif Sahri (Mas Damar), aku belajar mengerti, kedamaian, keikhlasan, keceriaan, kegilaan, juga kekuatan serta berkarya dan bermain peran.
Dan dari mereka semua, aku belajar sebuah keluarga, kasih sayang, cinta dan perhatian, juga kegilaan.
Duniaku sungguh indah karna ada mereka. Masih banyak dunia-dunia lain yang menjadi guru dalam hidupku yang belum sempat aku tulis..
Aku punya banyak dunia di dunia ini. Dia, mereka, kamu dan kalian semua yang pernah hidup denganku. Aku banyak belajar di duniaku itu. Masing-masing punya pelajaran dan jenjang yang berbeda. Banyak hal yang berbeda.
Dari keluargaku, aku belajar banyak kebaikan.
Dari Yuyun Himatul Maulani (Uyunk), aku belajar ceria, energik dan professional dalam segala hal
Dari Mansata Indah Dwi utari (tary), aku belajar cerdas, keteguhan memegang prinsip dan keberanian
Dari Rizka Ayu Fadhillah (Rizkanyut), aku belajar terbuka dan berbagi serta disiplin dalam segala hal, terutama waktu
Dari Dwi Rangga Vischa Dewayanie (Vischa), aku belajar kerja keras dan ketekunan
Dari Ahmad Taufiq ma’mun (tofik), aku belajar ketenangan, kepedulian dan tanggungjawab
Dari Khoirul Mustangin (Irul), aku belajar setia kawan, selalu ada saat teman membutuhkan
Dari Inna Noor ‘Afiyah (Dk Inna) dan Heni Fitrotul Muna (Dk Heni), aku belajar menjadi seorang kakak yang baik untuk adeknya, dan tak pernah bisa ternyata. Kalian lebih gila bareng Mbak Nik. Hemmh..
Dari Zunul Hisyam (Mas hisyam) dan Syukran (Mas Syuk), aku belajar menjadi Adek yang baik, meskipun kami selalu membuat jengkel dan merepotkan mereka selama kuliah. Hehehehe trimakasih
Dari Ani Haryani (Ayu Ani), aku belajar peduli dan teratur.
Dari Yeni Fitriana (Dek Yeni), aku belajar keramahan, keteguhan hati dan Kesetiaan.
Dari Muhammad ‘Afif Sahri (Mas Damar), aku belajar mengerti, kedamaian, keikhlasan, keceriaan, kegilaan, juga kekuatan serta berkarya dan bermain peran.
Dan dari mereka semua, aku belajar sebuah keluarga, kasih sayang, cinta dan perhatian, juga kegilaan.
Duniaku sungguh indah karna ada mereka. Masih banyak dunia-dunia lain yang menjadi guru dalam hidupku yang belum sempat aku tulis..
Selasa, 23 Juli 2013
Rindu Leteh
Tiba-tiba hatiku berdesir, entah kenapa.
Aku melihat sliwar sliwer santri putra dan putri di depan tempatku berhenti. Tepatnya di pinggir jalan, depan asrama pusat Pondok Pesantren Wahid Hasyim. Memang sore itu aku sedang ada janji dengan seorang teman, adek perempuan teman akrabku. Aku menunggunya di depan asrama pusat karena tidak tahu asrama tempat ia tinggal.
Mempesona. Para pria berbaju koko, bersarung dan mengenakan peci sore itu, ditambah senyum yang terulas di bibir mereka, raut mereka yang sumringah dan bersih tampak bahwa mereka adalah orang2 Ngalim (agama). Aku tersenyum sendiri melihat mereka melintas di depanku. Juga para santriwati dengan baju muslimah anggun dan gaya khas berjilbab anak pesantrennya yang membuat mereka sangat indah, Allah.. cantik sekali mereka, menenteng kitab kuning di tangan kanannya, wajah mereka begitu cerah nan teduh.
Sempat aku berfikir, kenapa dulu aku tak mondok saja waktu masih kuliah???? Aku rindu suasana damai seperti ini. Sangat rindu..
“mbak….”
Yang kutunggu telah datang. Kami menghabiskan waktu menjelang buka puasa dengan berkeliling di tempat pembelian oleh2, sampai akhirnya sudah menjelang magrib. Kami sudah ditunggu teman2 di sebuah tempat makan untuk buka bersama di sana. Alhamdulllah… sampai di lokasi kami langsung buka bersama2. Setelah itu, aku turut ke asrama teman ku itu untuk shalat magrib karena takut waktunya habis jika aku langsung pulang kost.
Asrama ini (AHC) terletak tak jauh dari asrama pusat, hanya saja asrama ini masuk gang dan melewati sawah2 dan sangat mewah (mepet sawah hehehe..). Aku masuk .. ya Allah.. hawa damai yang pernah aku hirup 5 tahun yang lalu. Kembali kurasakan kerinduan ini..
Aku ambil air wudlu.. pemandangan wadah (tempat) sabun yang tersusun rapi di dekat KM, antrian di kran wudlu, jemuran yang berjubel.. hemm.. sangat khas.
Rasanya ingin aku ulangi masa mudaku beberapa tahun yang lalu. Kalo sekarang mau mondok, rasanya aku sudah terlalu disibukkan dengan urusan dunia, sebenarnya tidak masalah jika harus mondok lagi. Tapi mungkin kali ini masalah tuntutan hidup.
Leteh, 2005-2008
Aku masuk ke pondok ini -Raudlatuth Thalibin Al-Islamiy (TPI)- sebenarnya awalnya karna terpaksa. Banyak alasan. Pada saat itu, beberapa bulan sebelum aku lulus MTs, kakak-ku kecelakaan saat hendak kembali ke lokasi KKN. Tapi karena kebesaran hati bapak, akhirnya aku diikutkan mondok sepupuku di Rembang. Aku tak faham pondok apa ini, siapa pengasuhnya dll. Aku hanya manut bapak.
Pondok ini terletak di jln. K.H. Bisri Musthofa No. 1-4 Leteh Rembang, Raudlatuth Thalibin Al-Islamiy namanya, tapi lebih dikenal dengan TPI (Taman Pelajar Islam). Pondok putri terletak disebelah selatan ndalem Mbah Cholil, sedang pondok putar di sebelah utara nya, tepatnya di samping ndalemnya Gus Mus. dua gedung yang saling berhadapan, gedung sebelah utara (yang juga nempel dengan tembok ndalem) ada 3 lantai, lantai 1-2 untuk gotha’an (kamar santriwati A-L), lantai 3 untuk jemuran, biasanya para santri menyebutnya loteng. Di lantai ini juga terdapat satu kamar yang sangat indah, yang dulu digunakan istirahat Abah Cholil beserta ibu Sin, namanya kamar bambu. Memang dindingnya berasal dari bambu yang diplitur dan tersusun rapi, indah. Dan sekarang digunakan oleh santri senior yang diutus ibu untuk menjaganya. Gedung sebelah selatan terdiri dari 4 lantai. Lantai 1 aula bawah, lantai 2-3 untuk gotha’an (kamar santriwati dari M-W) dan lantai 4 adalah aula (dari sini, biasanya aku bias melihat ombak pantai utara).
Rasa terpaksa di awal perjalananku, lambat laun hilang. Aku merasa sangat nyaman di sini. 1 bulan pertama memang belum betah, nangis setiap hari, hehehe.. maklum sebelumnya tak pisah dari keluarga. Tapi setelah kenal dengan semuanya, lingkungan, teman-teman, akhirnya nyaman juga. Apalagi setelah tahu bahwa pengasuh pondok ini adalah beliau orang-orang hebat yang sangat ngalim. Alhamdulillah.. aku diberi kesempatan mendekat dengan beliau-beliau, meskipun beliau tidak mengenal kami, tapi kami sangat mengenal beliau.
Sebenarnya mondok ini hanya nyambi dengan sekolah, Kami sering diwanti-wanti oleh Bunyai juga Pak yai, “sekolah nyambi mondok, opo mondok nyambi sekolah??” hehe pada hakikatnya ya yang pertama. Tapi aku yaqin barokah, insyaAllah. Meskipun begitu, bagiku peraturan pondok harus didahulukan daripada sekolah. Aku lebih baik bolos sekolah saat libur pondok, dari pada harus bolos pondok saat libur sekolah, karena urusannya lebih ribet (libur pondok tak pernah barengan dengan libur sekolah kecuali idul fitri).
Kamar J komplek Al-Ma’wa, kamar pertamaku, kemudian tahun ke-dua dioplos, pindah ke kamar Q komplek Al-kautsar (kamar paling besar se-pondok). Kalau di kamar J aku diemong, tapi di kamar Q aku harus bisa momong.
Jadwal pondok yang padat yang membuat hidup kami sangat teratur. Ibadah, belajar, makan, mandi dsb. Jam 4 pagi bel bangun sudah berbunyi, harus antri mandi kemudian jama’ah shalat shubuh, baca nadzom Al-asma Al-Husna, ngaji Tafsir Jalalain (sambil ngantuk2 ^_^) di Aula Putra sampai jam 6, siap-siap pake seragam sekolah, sarapan, berangkat sekolah; berjalan sampai pemberhentian bis, jam 7-13.30 sekolah di MAN Rembang, jam 14.00 sampai di pondok, jam 14.30-17.00 sekolah Madrasah, makan, jama’ah magrib, ngaji Nahwu, ngaji sulam taufiq sampai jam 20.30, jama’ah shalat isya’, jam 21.00-22.30 belajar wajib, setelah itu tidur bagi yang mau tidur, yang tidak biasanya ngelanjutin belajar atau masih berdiskusi dengan teman2. Adapun jadwal khusus malam selasa dan jum’at adalah kegiatan. Malam selasa setelah magrib, latihan Khithobah dengan tugas per komplek, nah pada moment ini mental kami digembleng, semua proses bicara diwajibkan menggunakan bahasa krama inggil, mulai dari MC, baca kitab sampai yang bertugas khithobah.
Malam ju’at, dengan waktu yg sama, ada keplok yaitu kegiatan menghafalkan nadzoman sesuai jenjang hafalan dengan iringan tepuk tangan (keplok) dan musik ra karu-karuan, hehehe pukul-pukul meja, hanger, piring dll. Sangat ramai, dalam moment ini kami dibebaskan untuk berekspresi. Setelah isya’, pada malam selasa dan jum’at, sorogan nadzom nahwu-shorof (dari Ajurumiyyah s/d Alfiyyah) serta makna murad kitab fiqih dan nahwu. Hemm.. mencerdaskan! Hehe meski kadang keteteran, tapi tetap kami laksanakan meskipun kadang hanya hafal ketika sorogan saja, *formalitas tapi ikhlas yaqin.
Suasana yang sangat memaksa diri untuk selalu rindu. Mbak-mbak dengan pakaian muslim, bawahan sarung (bagi yang bisa, aku tidak termasuk golongan ini.. hehehe) dan jilbab yang khas gaya santri salaf. Terlihat begitu anggun, cantik. Apalagi kalau sudah masuk kamar masing-masing, wajah putih yang terbelah menjadi dua warna (belang) bagian belakang putih dan bagian depan agak hitam (gosong) karna sengatan matahari. Sungguh mempesona.
----------------------
Semoga Engkau jaga hatiku seperti Engkau menjaga hati mereka yang sedang ngudi ilmu di tenpat suci ini, meskipun aku tidak berada bersama mereka. Jaga hamba gusti..
Beruntunglah kalian yang bisa merasakan nikmatnya hidup di pondok pesantren, hidup yang paling ayem di hati, hanyalah di pondok. Berkumpul dengan orang2 yang dekat dengan Allah, orang2 ngalim dan kaya ilmu agama dan pengetahuan yang lain.
23 Juli 2013/ 13 Ramadhan 1434 H
Sabtu, 13 Juli 2013
Do'aku; Pasti Kau mau Mengamini
“njuk ngpo?”
tulisan di layar HP-ku saat kubuka pesan yang baru masuk. Pengirm yang sangat kuharapkan, tapi isi pesan yang sangat tidak kusangka.
Aku lupa, memang tadi sms apa untuknya?
Ah pagi tadi saat duduk2 di ruang tamu rumah Maulani, tiba-tiba saja aku ingat dia. Kukirim sms begini,
“lancar semua ya hari ini.. ”, kububuhi emoticon smile diakhirnya..
tapi baru dibalas siang ini pukul 11.23 saat aku sedang di Kebun teh kaligoa bersama Maulani dkk, dan baru masuk jam 13.45 karena tak ada sinyal di pegunungan. Hemmh.. kembali lagi kutekan dalam-dalam dadaku, untuk menahan rasa ngilu. Aku pasti baik-baik saja. Sudah biasa.
.Kubaca ulang isi pesan yang tadi, rasanya masih tetap sama. Nyesek. Tapi aku tak kapok membacanya. Begitu tidak ada harganya kah pesanku baginya??, sampai pesanku yang berisi do’apun ditanggapi seperti itu. “njuk ngopo?”, Allah.. pertanyaan ini menamparku, “trus kenapa”, pertanyaan yang sangat tidak enak didengar saat kita memberi pernyataan/ pertanyaan pada orang lain.
Tapi aku yaqin, kamu pasti mengamininya, bahkan do’a-do’aku yang lain meskipun tak pernah kau suratkan dalam lisan atau tulisan. Aku yaqin kau mengamininya. Aku yaqin. Trimakasih.
Suasana liburanku jadi hambar, mau gimana lagi? Aku berusaha untuk tidak memikirkn masalah ini, asmara yang kumaksud. tapi tak bisa. Rasanya memang sudah melekat di fikiran.Ahh.. ngilu
Tapi yang pasti aku tau, kau mengamini do’aku. Selalu mengamini do’aku. Kau ingin aku jadi wanita yang kuat.
Bumiayu, 4 Juli 2013
tulisan di layar HP-ku saat kubuka pesan yang baru masuk. Pengirm yang sangat kuharapkan, tapi isi pesan yang sangat tidak kusangka.
Aku lupa, memang tadi sms apa untuknya?
Ah pagi tadi saat duduk2 di ruang tamu rumah Maulani, tiba-tiba saja aku ingat dia. Kukirim sms begini,
“lancar semua ya hari ini.. ”, kububuhi emoticon smile diakhirnya..
tapi baru dibalas siang ini pukul 11.23 saat aku sedang di Kebun teh kaligoa bersama Maulani dkk, dan baru masuk jam 13.45 karena tak ada sinyal di pegunungan. Hemmh.. kembali lagi kutekan dalam-dalam dadaku, untuk menahan rasa ngilu. Aku pasti baik-baik saja. Sudah biasa.
.Kubaca ulang isi pesan yang tadi, rasanya masih tetap sama. Nyesek. Tapi aku tak kapok membacanya. Begitu tidak ada harganya kah pesanku baginya??, sampai pesanku yang berisi do’apun ditanggapi seperti itu. “njuk ngopo?”, Allah.. pertanyaan ini menamparku, “trus kenapa”, pertanyaan yang sangat tidak enak didengar saat kita memberi pernyataan/ pertanyaan pada orang lain.
Tapi aku yaqin, kamu pasti mengamininya, bahkan do’a-do’aku yang lain meskipun tak pernah kau suratkan dalam lisan atau tulisan. Aku yaqin kau mengamininya. Aku yaqin. Trimakasih.
Suasana liburanku jadi hambar, mau gimana lagi? Aku berusaha untuk tidak memikirkn masalah ini, asmara yang kumaksud. tapi tak bisa. Rasanya memang sudah melekat di fikiran.Ahh.. ngilu
Tapi yang pasti aku tau, kau mengamini do’aku. Selalu mengamini do’aku. Kau ingin aku jadi wanita yang kuat.
Bumiayu, 4 Juli 2013
Jumat, 28 Juni 2013
Edisi Malang
Kembali terasa damai yang seperti ini
suasana tenang dan sejuk
hanya riuh tawa manusia yang pecah karna suara ombak Balekambang
rasa lelah dan jenuh perjalanan semalam tadi, sudah terobati
Balekambang Beach,Bantur 22 Juni 2013
tawa renyah bersama kawan malam ini
terlupa semua beban di kota itu yang sempat menjadi
kota ini mengelabuiku dalam ramainya. indah..
tapi ada sedikit sesal yang menyesak
'seharusnya hari ini aku masih di sana, untuk mendapat jawaban indah darinya!'
ah biarlah, ini waktuku untuk bahagiakan diri sejenak
maafkan aku, tunggu aku jika mau.
Batu, BNS, 22 Juni 2013
kembali lagi Engkau tunjukkan kuasaMu, Gusti..
mataku sudah tak kuat menahan kantuk dari tadi karna lelahnya
tiba-tiba saja terbuka lebar karna indahnya..
subhaanaAllah..
aku saksikan kemegahan budaya yang Engkau kehendaki lewat tangan-tangan manusia..
Tuhan, Engkau memang Maha Pencipta keindahan dan keajaiban..
Masjid Tiban, Turen 22 Juni 2013
tempat ini dingin seperti kotamu
sejuk seperti alammu
aku masih sangat ingat. kau pernah menginjakkan kakimu di sini
saat hendak menaklukkan mahameru
atau kau hanya lewat sekalipun
yang pasti, tempat ini indah lagi damai
di sini, aku ingat kamu.
Coban Pelangi, Kaki Gunung Semeru 23 Juni 2013
Jumat, 08 Maret 2013
Edisi Semarang
Semarang,
Rasanya seperti mimpi buruk. Pernah aku bermimpi ke kota ini, tapi tak seburuk kenyataannya.
Semoga semua baik
(RSI SA Semarang, 21 Februari 2013)
“Purwokerto...! Wonosobo...! Temanggung...! Keparakan..!”, suara lantang dari sisi kiri bis besar dengan tulisan “ANJANA” mengagetkanku. Hampir saja kulambaikan tangan untuk memberhentikannya.
Lalu naik dan menuju salah satu kota yang disebutkan tadi.
Ingin bekukan kesedihan.
(Terboyo, Minggu 24 Februari 2013)
Aku pernah merasa puas dengan segala usahaku untuk sebuah harapan
Aku pernah merasa lega dengan ikhtiarku untuk sebuah harapan
Tapi aku salah. Tak ada kata khatam untuk usaha dan ikhtiar.
Meski sudah tawakkal pada Yang Maha Memberi hidup, usaha masih berlaku.
Tapi aku sadar, semakin aku berharap semakin jauh harap itu.
Sudah kubuktikan beruang kali.
Allah Maha Tahu yang terbaik untuk kita
(Semarang, 6 Maret 2013)
8 Maret 2010,2011 dan 2012 bersama sahabat-sahabat aksi damai IWD di sepanjang jalan Malioboro sampai 0 km.
8 Maret 2013 merayakan IWD di Rumah Sakit bersama ibunda :D
(Kaligawe, 8 Maret 2013)
Baitus syifa 305 b, RSI Sultan Agung Semarang Kaligawe
Sebuah kamar kelas standart menengah keatas di lantai 3 sebelah barat Rumah sakit ini, tempat ibuku dirawat. Awalnya mau ambil kamar yang standart biasa aja karena menimbang biaya, tapi ternyata sudah penuh. Ya sudah, tak apa, yang penting ibu nyaman.
Kamar berukuran 4mx6m dengan cat tembok berwarna hijau muda kalem, bergordyn hijau cerah dan puring putih tipis, ada AC di atas pintu, 1 kamar mandi dalam yang bersih, 2 meja, 2 almari, 2 perlengkapn sholat dan 2 bed pasien...
sakit ma'?, tanyaku suatu waktu.
"ono kalane loro yo diempet nduk, ora sambat terus..", jawab bliau.
Tuhan... setelah ini tolong sisakan sedikit kekuatan untuk kami bangkit kembali.
kesengsaraan ini begitu nikmat
Rasanya seperti mimpi buruk. Pernah aku bermimpi ke kota ini, tapi tak seburuk kenyataannya.
Semoga semua baik
(RSI SA Semarang, 21 Februari 2013)
“Purwokerto...! Wonosobo...! Temanggung...! Keparakan..!”, suara lantang dari sisi kiri bis besar dengan tulisan “ANJANA” mengagetkanku. Hampir saja kulambaikan tangan untuk memberhentikannya.
Lalu naik dan menuju salah satu kota yang disebutkan tadi.
Ingin bekukan kesedihan.
(Terboyo, Minggu 24 Februari 2013)
Aku pernah merasa puas dengan segala usahaku untuk sebuah harapan
Aku pernah merasa lega dengan ikhtiarku untuk sebuah harapan
Tapi aku salah. Tak ada kata khatam untuk usaha dan ikhtiar.
Meski sudah tawakkal pada Yang Maha Memberi hidup, usaha masih berlaku.
Tapi aku sadar, semakin aku berharap semakin jauh harap itu.
Sudah kubuktikan beruang kali.
Allah Maha Tahu yang terbaik untuk kita
(Semarang, 6 Maret 2013)
8 Maret 2010,2011 dan 2012 bersama sahabat-sahabat aksi damai IWD di sepanjang jalan Malioboro sampai 0 km.
8 Maret 2013 merayakan IWD di Rumah Sakit bersama ibunda :D
(Kaligawe, 8 Maret 2013)
Baitus syifa 305 b, RSI Sultan Agung Semarang Kaligawe
Sebuah kamar kelas standart menengah keatas di lantai 3 sebelah barat Rumah sakit ini, tempat ibuku dirawat. Awalnya mau ambil kamar yang standart biasa aja karena menimbang biaya, tapi ternyata sudah penuh. Ya sudah, tak apa, yang penting ibu nyaman.
Kamar berukuran 4mx6m dengan cat tembok berwarna hijau muda kalem, bergordyn hijau cerah dan puring putih tipis, ada AC di atas pintu, 1 kamar mandi dalam yang bersih, 2 meja, 2 almari, 2 perlengkapn sholat dan 2 bed pasien...
sakit ma'?, tanyaku suatu waktu.
"ono kalane loro yo diempet nduk, ora sambat terus..", jawab bliau.
Tuhan... setelah ini tolong sisakan sedikit kekuatan untuk kami bangkit kembali.
kesengsaraan ini begitu nikmat
Langganan:
Postingan (Atom)