Rabu, 21 Maret 2012
Merangkai Huruf
Selamat pagi, pagiku yang selalu indah seperti sebelumnya..
Pagi ini, aku berjalan melewati tempat yang sudah tidak asing bagiku, bertemu dengan seorang teman yang beberapa waktu lalu baru kukenal, wajah yang ramah itu masih tersimpan di benakku, dia berdiri dari duduknya, berjalan mendekatiku seraya tersenyum. Sepertinya dia memang sedang menunggu kedatanganku, padahal aku tak pernah punya janji untuk bertemu dengannya hari ini. Dia menyapaku dengan salam, akupun membalasnya. Sepertinya dia sedang buru-buru hendak pergi. Tanpa basa basi dia menyodorkan padaku lima kertas berukuran kartu remi. Masing-masing bertuliskan satu huruf. dia memintaku menyusun kelima huruf tadi menjadi sebuah kata yang bermakna. Setelah itu dia pergi begitu saja dan berjanji akan menemuiku beberapa hari lagi di tempat yang sama. Sambil menorehkan senyum di bibirnya, ia berjalan menjauhiku.
Aku masih tetap memperhatikan temanku tadi hingga dia berlalu dari pandanganku. Aku masih bingung dengan kertas ini. apa maksudnya dengan memberi kertas ini?? ah sudah lah.. mungkin dia ingin bermain-main saja. Akh!!! Aku baru ingat, dia pernah berkata akan memberiku tebakan yang menantang di awal perkenalan kami.. dan ini mungkin yang ia maksud. Oke! Sambil berjalan ku buka masing-masing kertas itu, pada kertas pertama tertuliskan huruf M, kedua huruf R, ketiga huruf A, keempat huruf D dan terakhir huruf A lagi. Kemudian kumasukkan kertas-kertas tersebut ke dalam tas dan melanjutkan perjalananku.
petangku..
Aku teringat temanku pagi tadi. Kubuka tas dan kukeluarkan kertas-kertas pemberiannya. Diam sambil berfikir kutata kertas itu di atas meja belajarku. Kuputar-putar posisi kertas satu dengan yang lainnya. Aku masih ingat kata-katanya. “menjadi kata yang bermakna!” . itu kata kuncinya.. aku terus berfikir dan mencoba menelisik. Sambil membuka kamus bahasa Indonesia aku tetap mencari kata yang tepat dan bermakna. Hmm.. cukup menantang. Dan akupun hanyut dalam keseriusan mencari kata yang ia maksud.
Setelah beberapa lama mencari, yah!! aku dapatkan satu kata!
DRAMA, bermakna sebuah wadah untuk bermain peran dan berekspresi. Belajar memahami posisi seseorang yang menjadi perannya. Mencoba meninggalkan keegoan diri dengan menjadi orang lain dalam sebuah sandiwara. Akan banyak pengalaman dan pelajaran.
Ahh.. benar. Ini mungkin yang dimaksud temanku itu.
Tapi aku masih yaqin ada kata lain yang bermakna yang akan tercipta dari kelima huruf tersebut. Kucoba lagi merenung dan berfikir sambil sesekali membuka kembali kamus bahasa Indonesia di depanku. Kubolak balik lembar demi lembar, tak kutemukan juga. Huft..
Yak!! Satu lagi kudapatkan
DARMA, sebuah makna pengabdian dan pemberian secara ikhlas. Mengajarkan pada kita untuk selalu ridlo dalam melakukan atau memberikan sesuatu. Dan semua akan ada buahnya, katanya man manna min mannin munna min mannihi.
Uhuuuy.. aku berhasil dapat dua kata, teman.. maknanya bagus semua. Hmm.. sambil tersenyum ku tumpuk lagi kertas-kertas itu. Tapi kemudian kuhentikan. Aku semakin penasaran dengan huruf-huruf ini. aku yaqin masih ada kata lagi yang bermakna dari susunan huruf-huruf ini.
Kuputar kembali posisi kertas itu. Tak dapat juga kata yang bagus..
nah!!! Dapat! DAMAR! Bagus sekali… tapi apa artinya?? Kucoba membuka kamus bahasa Indonesia. Kata itu berada tepat di bawah kata DAMAI..
DAMAR, Sebuah kata klasik yang banyak maknanya. Kuambil makna yang paling pas dan sering digunakan. Merupakan sebutan untuk lampu yang mampu menyinari. Saat malam gelap, saat bulan tiada tampak untuk memberi cahaya, dia pengganti bulan itu, untuk menyinari jalan dalam gulita.
Cihuyy..!! aku dapat lagi! Wah.. 5 huruf ini menjadi tiga kata yang begitu bermakna.. indah semuanya. Trimakasih teman, kau membuatku berfikir tentang hidup ini. hanya karena lima huruf.
‘Hidup kita bagaikan sebuah drama. Di dalamnya kita adalah seorang actor yang harus berperan dan beradegan sesuai dengan scenario yang sudah ditetapkanNya. Dalam sandiwara drama ini, ada beberapa setting waktu, terang hari dan Petang hari.. kala terang hari, kita bisa berjalan sendiri tanpa harus ada yang menuntun kita. Tapi di kala petang hari, ketika akan melanjutkan perjalanan, kita tak akan mampu melihat jalan di depan mata. Sehingga kita butuh damar dariNya untuk menerangi jalan kita yang masih gelap. Pada saat itu pula kita tak mungkin bisa berjalan sendiri. Kita butuh orang lain, kita harus saling berdampingan dan mampu mendarma satu sama lain. Dengan begitu, hidup kita akan terasa indah.. Jalan kita menjadi terang. Benar kata orang-orang suci, bahwa memberi itu terangkan hati, dengan kata lain “mendarma itu damarkan hati”. Dan peran kita dalam drama ini pun akan sempurna..
>>Yogyakarta, 18 Maret 2012, 0:01 WIB
(terinspirasi dari nama laqob seseorang_seorang laki-laki yang sangat aku hormati dan aku cintai setelah Nabi, Keluarga dan guruku. Semoga bermanfaat! Hahahahaha.. Tapi tak bisa indah seperti karyanya. Ssstttt… Aku hanya belajar diam-diam darinya.. trimakasih Mz)
Lokasi:
Yogyakarta, Indonesia
Senin, 12 Maret 2012
Rasa..
Mata memandang lekat wajah wibawa di hadapanku
laki-laki separuh tua yang sangat kukagumi
keras, tapi tak kaku
ia sedang duduk menghibur diri
Di tengah kemelut kebutuhan keluarga yang semakin menjadi
Di tengah ribuan beban yang harus dipikulnya
Anak-anak, keluarga dan masyarakatnya
Rambut yang sudah mulai beruban termakan usia
Tak membuatnya goyah untuk mencapai sesuatu yang selama ini menjadi angan
Dengan langkah sederhana dan apa adanya, ia berjalan.
Duduk di hadapan sebuah organ tua yang tampak lusuh karna debu, sering dilakukannya ketika hati dan fikiran berada pada titik jenuh.
Bak mesin yang terlalu lama digunakan, hati dan fikiran pun butuh kesegaran sejenak
Memainkan jari-jarinya di atas alat tua itu..
Ia tak kenal irama nada do re mi, tak pernah kenal notasi suara sama sekali, bahkan birama dan tangga nada pun tak perah ia pelajari
tapi irama yang terdengar dari tekanan jari-jarinya sungguh indah.. membentuk nada sebuah lagu
pernah kutanya bagaimana dia bisa melakukannya, “cuma mengandalkan rasa..” jawabnya..
di balik watak kerasnya, ia punya kekuatan rasa yang begitu besar..:’)
Selasa, 06 Maret 2012
Sketsa Wajah Separuh
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigtjIaU_8cwtpfGeV8xhv22WOXiUhmPj4tOVqBdguheXWblIQc_l9XL6qX68vuJkKQ2eykLtJAddYR8doSsWncxMGNqQxsghwcxKnFVhVuf-zamz2b75mBYKfjbvSpTuYyTPb-MPn0Scl4/s400/Us.jpg)
coba melihat dirimu ‘sebenarnya..
Kenapa hanya bisa melihat sebagian dari wajahmu?
Tak pernah utuh saat kupandang.
Entah hijab apa yang menutup sebagian lagi..
Ingin aku lihat sempurna kemudian miliki seutuhnya
Ya. Dalam keadaan utuh.. sempurna..
Bukan setengah-setengah seperti ini!!
Hah Dengan tenang kau pun berkata,
‘Bukankah setengah dengan setengah akan menjadi satu, kasih???
Setengah bagian dariku, setengah bagian lagi darimu..
Kita akan saling melengkapi bagian yang lain
Kita akan saling menyingkap separuh bagian lagi yang masih tersatir,
Kita akan menjadi satu..’
Dan aku hanyalah separuh bagian jika tanpamu..
(Jogja, 5 Maret 2012)
Langganan:
Postingan (Atom)