Tapi dibalik itu semua, aku selalu melihat dia yang tidak pernah melalaikan syari’atnya, meskipun dia tidak pernah memperlihatkan ke-syar’i-annya. Ilmul hal (baca: Fiqh) bekal dari keluarga dan kiainya selalu dia terapkan dalam hari-harinya. Mulai dari thaharah (bersuci), ibadah juga mu’amalah. Dia tidak pernah melupakannya. Memang tidak dipungkiri manusia itu tidak sempurna, terkadang khilaf atau lupa, tapi dia tidak pernah melupakannya.
Ramadhan 1435 H
***
Sudah lelap wajah mungil di sampingku. Pandanganku menelusuri liku-liku wajahnya yang serupa dengan ayahnya. Menatapnya seakan aku melihat suamiku. Matanya, bibirnya semuanya! Aku rindu.
Juli 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar