Rabu, 08 Februari 2012

Apa Komentarmu untuk ‘Hari ibu’?

Oleh: Siti Khoiru Ni’mah


Apa yang ada di fikiran kita ketika mendengar frasa tersebut? Perempuan? Kaum yang tak pernah habis untuk dibicarakan sepanjang zaman. Baik tentang kiprahnya dalam bidang pendidikan, ekonomi, agama, hukum bahkan kriminal.
Ketika kita tengok sejenak ke sejarah, bagaimana hari ibu ini bisa dirintis yang kemudian selalu diperingati setiap tahunnya. Berawal dari adanya pertemuan perempuan Indonesia yang diadakan oleh para pejuang wanita Indonesia pada tanggal 22-25 Desember 1928. Hasil dari kongres tersebut adalah membentuk kongres Perempuan Indonesia yang dikenal dengan Kongres Wanita Indonesia (Kowani). Organisasi perempuan di Indonesia sebenarnya sudah ada sejak tahun 1912 yang dirintis olah para pejuang perempuan seperti: Tjut Nyak Dien, Crhistina Martha Tiahahu, RA. Kartini dsb. akan tetapi penetapan perayaan hari ibu pada tanggal 22 Desember baru disahkan pada kongres Wanita Indonesia yang ke3 pada tahun 1938.




Ibu, sosok yang sekaligus bertugas sebagai seorang istri di rumah, seorang karyawati di sebuah perusahaan, seorang tokoh dalam masyarakat dsb. adanya system masyarakat yang hierarki yang terkadang menyebabkan perempuan tak memiliki banyak ruang untuk mengembangkan potensinya. Masyarakat kita masih menganggap bahwa wanita adalah makhluk yang “kurang” dibandingkan dengan laki-laki. Secara fisik, mayoritas wanita lebih lemah dari pada laki-laki , akan tetapi bukan berarti hal tersebut dijadikan acuan atau tolok ukur untuk memberi sikap kepada wanita dalam masyarakat. Secara perlindungan, jelas wanita lebih perlu karena adanya kelemahan tersebut. Tetapi tidak sedikit dalam beberapa bidang, wanita sering dibatasi geraknya. Misalnya saja dalam sebuah kepanitiaan, bisa dipastikan bahwa mayoritas yang bertugas sebagai sie konsumsi atau bendahara adalah perempuan. Sebenarnya ini masalah sepele, akan tetapi sudah cukup mewakili bahwa masyarakat kita masih menganggap bahwa perempuan itu identik dengan pekerjaan domestik. Dari sini kemudian muncul dua pertanyaan. Yang pertama, apakah dianggap perempuan tak memiliki potensi untuk bidang yang lain? (penindasan terhadap perempuan). Kedua, apakah dianggap bahwa laki-laki tidak memiliki potensi yang mumpuni dalam bidang ini? (Penindasan terhadap laki-laki).



Bentuk-bentuk penindasan terhadap perempuan sering kita ketahui, baik berupa kekarasan fisik atau nonfisik. Yang mayoritas pelakunya adalah kaum laki-laki. Akan tetapi, terkadang hal ini bukan menjadi sebuah problem bagi kaum perempuan itu sendiri, lantaran mereka sudah merasa terbiasa dengan perlakuan kaum laki-laki yang sebenarnya itu adalah penindasan. Hal ini yang kemudian menjadi dampak ketimpangan dan ketidakadilan gender yang asal mulanya dari konstruk masyarakat yang nanti kembalinya pada system hierarki yang ada di dalamnya.
Hal ini menjadi PR bagi kita semua untuk menanamkan pemahaman bahwa laki-laki dan perempuan memiliki hak yang “sama”. Kita mulai dari diri kita sendiri. Perempuan menginginkan kesetaraan bukan berarti perempuan ingin lebih unggul dari pada laki-laki. Pernyataan bahwa perempuan dan laki-laki tak akan pernah bisa disamakan adalah benar. Karena dari penciptaannya, perempuan dan laki-laki memang dibedakan untuk saling melengkapi satu sama lain. Bukan untuk menindas satu sama lain.
Menurut saya, hari ibu bukan hanya untuk seorang wanita yang “status” nya sebagai ibu, akan tetapi untuk siapa saja yang memiliki jiwa tulus cinta seperti ibu.
Sebagai simbol, sudahkah kita memberi ucapan selamat kepada ‘ibu’ kita?
Sekian..
Salam hangat hari ibu..

-------------

Beberapa komentar sahabat tentang hari ibu

* Q jadi kangen karo ibu. Ibu adalah orang terbaik dalam hidupku dan ibu sangat sayang padaku. (085743642xxx)

* Ibuku yang terbaik. (081903740xxx)

* Ibu… Mendem jero junjung duwur. (085743731xxx)

* Wah bingung mw jawab apa e ndo. Hehe..
Cma mz ngrasa seneng aja dg hari ibu. Cz di hri ini hubungan antara Q ma ibu jga lebih harmonis. Walaupun hanya lewat ucpan dan candaan. (081915032xxx)

* Tuk hari ibu_ kita doakan ibu. (085232255xxx)

*_hari ibu_ aq memenggil beliau mamak…beliau, tdk bisa membaca dan menulis. Tdk bsa memakai brg2 modern di abad ini. Tdk mengerti bahasa selain jawa. Beliau selalu bertanya saat menonton TV.beliau selalu dan selalu memberikan yang terbaik untuk anak2nya dan suaminya. Beliau sering berjalan tanpa alas dan terkena duri dan tak adakeluh yang keluar dari bibirnya. Selalu menahan sakit gigi dan sakit yang ada di tubuhnya. Beliau selalu memakan makanan sisa di dapur. Beliau mengajarkan prihatin dan setia terhadap suami. Beliau melahirkan, menyusui dan membesarkanku tanpameminta pamrih. Itu mamakqu… aq sayang orang tuaku, “bapak dan mamak, aq bangga jadi anakmu”. (085743737xxx)



=> disampaikan pada diskusi lepas pada peringatan Hari ibu 22 desember 2011 oleh Lingkar Permata PMII FTK UIN Suka Jogja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar